APLIKASI RANGKAIAN TELEVISI
OTOMATIS MENGGUNAKAN
SENSOR SENTUH
1. Tujuan
·
Membuat aplikasi rangkaian TV
otomatis menggunakan sensor sentuh
·
Mengetahui komponen rangkaian TV
otomatis menggunakan sensor sentuh
·
Mensimulasikan software proteus
·
Membuat rangkaian sederhana yang
dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari
SUMBER : GAMBAR 7.4 HALAMAN 278
2.
Alat dan Bahan
a. Alat
· LED
Spesifikasi
:
-
Superior weather
resistance
-
5mm Round Standard
Directivity
-
UV Resistant Eproxy
-
Forward Current (IF):
30mA
-
Forward Voltage (VF):
1.8V to 2.4V
-
Reverse Voltage: 5V
-
Operating Temperature:
-30℃ to +85℃
-
Storage Temperature:
-40℃ to +100℃
-
Luminous Intensity:
20mcd
Konfigurasi
Pin :
-
Pin 1 : Positive
terminal of LED
-
Pin 2 :
Negative terminal of LED
b. Bahan
·
Resistor
Spesifikasi :
o
Resistance
(Ohms) : 220 V
o
Power
(Watts) : 0,25 W, ¼ W
o
Tolerance
: ± 5%
o
Packaging
: Bulk
o
Composition
: Carbon Film
o
Temperature
Coefficient : 350ppm/°C
o
Lead
Free Status : Lead Free
o
RoHS
Status : RoHs Complient
·
Kapasitor
· IC 555
Konfigurasi Pin:
1. Kaki 1 (GND) : Terminal Ground
2. Kaki 2 (TRIG) :Terminal Trigger
(Pemicu)
3. Kaki 3 (OUT) : Terminal Output
(Keluaran)
4. Kaki 4 (RESET) : Terminal Reset
5. Kaki 5 (CONT) : Terminal Control
Voltage (Pengatur Tegangan)
6. Kaki 6 (THRES) : Terminal Threshold
7. Kaki 7 (DISCH) : Terminal Discharge
8. Kaki 8 (Vcc) : Terminal Positif
sumber tegangan DC
Spesifikasi :
Tegangan masukan / Catu daya : 4.5 ∼ 15 V
Besaran arus untuk 5 vdc : 3 ∼ 6 mA
Besaran arus untuk 15 vdc : 10 ∼ 15 mA
Maksimum output Arus : 200 mA
Daya : 600 mW
Suhu kerja antara : 0 sampai 70 °C
· Sensor Sentuh (Touch Sensor)
·
NPN Transistor
Konfigurasi
Pin :
- Collector
- Base
- Emitter
Spesifikasi :
- Type Designator: 2N2369
- Material of Transistor: Si
- Polarity: NPN
- Maximum Collector Power Dissipation (Pc): 0.36 W
- Maximum Collector-Base Voltage |Vcb|: 40 V
- Maximum Collector-Emitter Voltage |Vce|: 15 V
- Maximum Emitter-Base Voltage |Veb|: 4 V
- Maximum Collector Current |Ic max|: 0.2 A
- Max. Operating Junction Temperature (Tj): 200 °C
-
Transition Frequency (ft): 500 MHz
3.
Dasar Teori
·
Sensor Sentuh
Touch
Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi
sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai
sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan
lain sebagainya. Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile
Sensor). Seiring dengan perkembangan teknologi, sensor sentuh ini semakin
banyak digunakan dan telah menggeser peranan sakelar mekanik pada
perangkat-perangkat elektronik.
Sensor
sentuh merupakan sebuah saklar yang cara penggunaanya dengan cara disentuh
menggunakan jari. Ketika sensor ini disentuh maka sensor akan bernilai HIGH,
mengapa? karena tubuh manusia terdapat aliran listrik sehingga sensor ini dapat
bekerja. Sensor ini dapat kita gunakan untuk menyalakan lampu, motor, membuka
pintu dan masih banyak lainnya.
· Resistor
Resistor atau disebut juga dengan Hambatan
adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur
arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan nilai Resistor atau Hambatan
adalah Ohm. Nilai Resistor biasanya diwakili dengan kode angka ataupun gelang
warna yang terdapat di badan resistor. Hambatan resistor sering disebut juga
dengan resistansi atau resistance.
Bentuk-Bentuk
Komponen Resistor
Resistor itu sendiri terdiri dari 2
bentuk komponen, yaitu Komponen Axial/Radial & Komponen
Chip. Perbedaan dari kedua bentuk komponen tersebut adalah :
1. Komponen Axial/Radial adalah
Suatu komponen pada nilai resistor terdapat sebuah kode warna, sehingga kita
bisa mengetahui nilainya dari sebuah warna yang ada pada komponen tersebut.
2. Komponen Chip adalah Suatu komponen pada nilai resistor terdapat kode
tertentu, sehingga komponen tersebut lebih mudah untuk memhaminya.
Cara
Berhitung Resistor Chip :
Masukkan Angka ke 1 langsung = 4
Masukkan Angka ke 2 langsung = 7
Masukkan Jumlah nol dariAngka ke 3 = 000 (3 nol) atau di kalikan dengan 10(3)
·
Kapasitor
Kapasitor
(Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator (Condensator) adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam
waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Satuan Kapasitor
tersebut diambil dari nama penemunya yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang
berasal dari Inggris. Namun Farad adalah satuan yang sangat besar, oleh karena
itu pada umumnya Kapasitor yang digunakan dalam peralatan Elektronika adalah
satuan Farad yang dikecilkan menjadi pikoFarad, NanoFarad dan MicroFarad.
Konversi Satuan Farad adalah sebagai berikut :
1 Farad = 1.000.000µF (mikro Farad)
1µF = 1.000nF (nano Farad)
1µF = 1.000.000pF (piko Farad)
1nF = 1.000pF (piko Farad)
Kapasitor merupakan Komponen Elektronika
yang terdiri dari 2 pelat konduktor yang pada umumnya adalah terbuat dari logam
dan sebuah Isolator diantaranya sebagai pemisah. Dalam Rangkaian Elektronika,
Kapasitor disingkat dengan huruf “C”.
Rangkaian Paralel Kapasitor (Kondensator)
Rangkaian Paralel Kapasitor adalah Rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau
lebih Kapasitor yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Dengan
menggunakan Rangkaian Paralel Kapasitor ini, kita dapat menemukan nilai
Kapasitansi pengganti yang diinginkan.
Rumus dari Rangkaian Paralel
Kapasitor (Kondensator) adalah :
Ctotal = C1 + C2 + C3 + C4 + …. + Cn
Dimana :
Ctotal = Total Nilai Kapasitansi Kapasitor
C1 = Kapasitor ke-1
C2 = Kapasitor ke-2
C3 = Kapasitor ke-3
C4 = Kapasitor ke-4
Cn = Kapasitor ke-n
Rangkaian Seri Kapasitor (Kondensator)
Rangkaian Seri Kapasitor adalah Rangkaian yang terdiri dari 2 buah dan
lebih Kapasitor yang disusun sejajar atau berbentuk Seri. Seperti halnya dengan
Rangkaian Paralel, Rangkaian Seri Kapasitor ini juga dapat digunakan untuk
mendapat nilai Kapasitansi Kapasitor pengganti yang diinginkan. Hanya saja,
perhitungan Rangkaian Seri untuk Kapasitor ini lebih rumit dan sulit
dibandingkan dengan Rangkaian Paralel Kapasitor.
Rumus dari Rangkaian Paralel
Kapasitor (Kondensator) adalah :
1/Ctotal = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3 + 1/C4 + …. + 1/Cn
Dimana :
Ctotal = Total Nilai Kapasitansi Kapasitor
C1 = Kapasitor ke-1
C2 = Kapasitor ke-2
C3 = Kapasitor ke-3
C4 = Kapasitor ke-4
Cn = Kapasitor ke-n
·
IC 555
IC timer 555 merupakan
IC atau sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai aplikasi
pewaktuan, sumber pulsa gelombang, serta aplikasi osilator.
IC ini dapat dimanfaatkan dalam
rangkaian elektronika sebagai penunda waktu (Delay Timer), rangkaian flip-flop,
dan osilator. Secara fisik IC 555 berbentuk DIP atau Dual inline Package dengan
package 8 pin.
IC ini pertama kali dirancang dan
dibuat pada tahun 1970 oleh Hans R. Camenzind yang
merupakan seorang ahli elektronika yang berkebangsaan Swiss. Tetapi seiring
dengan berkembangnya ilmu elektronika, untuk saat ini dapat ditemui dipasaran
beberapa versi IC 555.
Contohnya yaitu IC 556 yang
didalam dalam 1 package IC tersebut merupakan penggabungan 2 buah IC timer ini
dengan package IC 14 pin. Contoh versi lainnya yaitu IC 558 yang
dimana merupakan penggabungan 4 buah IC dipackage kedalam 1 ic dengan package
IC 16 pin.
Nama IC ini sebenarnya diambil dari 3 pcs resistor yang dipackage ke dalam 1 IC dengan besaran 5kΩ.
Spesifikasi
IC 555
·
Tegangan
masukan / Catu daya : 4.5 ∼ 15 V
·
Besaran
arus untuk 5 vdc : 3 ∼ 6 mA
·
Besaran
arus untuk 15 vdc : 10 ∼ 15 mA
·
Maksimum
output Arus : 200 mA
·
Daya
: 600 mW
·
Suhu
kerja antara : 0 to 70 °C
Susunan dan konfigurasi Kaki IC 555 yang berbentuk DIP 8 kaki.
- Kaki 1 (GND) : Terminal Ground atau Terminal Negatif sumber tegangan DC.
- Kaki 2 (TRIG) : Terminal Trigger (Pemicu), digunakan untuk memicu Output menjadi “High”, kondisi High akan terjadi apabila level tegangan pada kaki Trigger ini berubah dari High menuju ke <1/3Vcc (Lebih kecil dari 1/3Vcc).
- Kaki 3 (OUT) : Terminal Output (Keluaran) yang memiliki 2 keadaan yaitu “Tinggi/HIgh” dan “Rendah/Low”.
- Kaki 4 (RESET) : Terminal Reset. Apabila kaki 4 digroundkan, Output IC akan menjadi rendah dan menyebabkan perangkat ini menjadi OFF. Oleh karena itu, untuk memastikan IC dalam kondisi ON, Kaki 4 biasanya diberikan sinyal “High”.
- Kaki 5 (CONT) : Terminal Control Voltage (Pengatur Tegangan), memberikan akses terhadap pembagi tegangan internal. Secara default, tegangan yang ditentukan adalah 2/3 Vcc.
- Kaki 6 (THRES) : Terminal Threshold, digunakan untuk membuat Output menjadi “Low”. Kondisi “Low” pada Output ini akan terjadi apabila Kaki 6 atau Kaki Threshold ini berubah dari Low menuju > 1/3Vcc (lebih besar dari 1/3Vcc).
- Kaki 7 (DISCH) : Terminal Discharge. Pada saat Output “Low”, Impedansi kaki 7 adalah “Low”. Sedangkan pada saat Output “High”, Impedansi kaki 7 adalah “High”. Kaki Discharge ini biasanya dihubungkan dengan Kapasitor yang berfungsi sebagai penentu interval pewaktuan. Kapasitor akan mengisi dan membuang muatan seiring dengan impedansi pada kaki 7. Waktu pembuangan muatan inilah yang menentukan Interval Pewaktuan dari IC555.
- Kaki 8 (Vcc) : Terminal Positif sumber tegangan DC (sekitar 4,5V atau 16V).
·
LED yellow
Light
Emitting Diode atau yang sering disingkat LED merupakan sebuah komponen
elektromagnetik yang dapat memancarkan cahaya monokromatik melalui tegangan
maju. LED terbuat dari bahan semi konduktor yang merupakan keluarga dioda. LED
dapat memancarkan berbagai warna, tergantung dari bahan semikonduktor yang
digunakan. LED juga dapat memancarkan cahaya inframerah yang tak tampat,
seperti pada remote TV.
LED
Bentuk
dari LED sendiri mirip dengan lampu bohlam. Dengan bentuknya yang kecil,
sehingga dapay dipasangkan dengan mudah ke berbagai perangkat elektronika. Tak
seperti lampu pijar, LED tidak menimbulkan panas dalam mnghasilkan cahaya. Hal
tersebut dikarenakan LED tidak memerlukan pembakaran filamen. Oleh karena itu
LED saat ini banyak digunakan dalam perangkat elektronik, seperti sebagai lampu
penerangan pada LCD TV.
CARA
KERJA LED
Cara kerja dari LED hampir sama dengan keluarga dioda yang memiliki dua kutub, yaitu Kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias foward) dari Anoda ke Katoda.
LED sendiri terdiri atas sebuah chip semikonduktor yang
didopping, sehingga menciptakan junction antara kutub P dan kutub N. Proses
dopping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan impurity /
ketidakmampuan pada semikonduktr yang murni, sehingga dapat emnghasilkan
karakteristik kelistrikan yang diinginkan.
·
NPN Transistor
Transistor NPN mengalirkan arus negatif dari emitor
menuju ke kolektor. Emitor berperan sebagai input dan kolektor berperan sebagai
output apabila transistor tersebut diberikan arus positif pada
basisnya.
Transistor NPN menerima tegangan positif pada pin
collector. Hal ini sehingga membuat arus mengalir dari collector
ke emitor(Lc), untuk hal ini harus ada arus basis yang cukup
(Lb)untuk meng “On”kan transistor.
Cara Kerja Transistor NPN:
Ketika tegangan yang disuplai ke basis melebihi
tegangan ambang sebesar 0,7V, yaitu ketika Anda menaikkan arus yang ke basis
transistor NPN, maka transistor akan terus mengalirkan lebih banyak
sampai arus mengalir sepenuhnya dari kolektor ke emitor.
Dan ketika Anda menurunkan arus yang ke basis
transistor NPN, maka transistor akan membuat arus yang melintasi
dari collector ke emitor semakin sedikit, sampai tegangan yang disuplai ke
basis berada di bawah ambang batas tegangan 0,7V, di mana pada titik dimana
transistor sudah tidak lagi membuka lintas kolektor ke emitor dan transistor di
“off”kan.
SPESIFIKASI TRANSISTOR
4. Percobaan
a. Prosedur
Percobaan
Langkah-langkah
percobaan:
- Siapkan alat dan bahan (komponen - komponen yang akan dirangkai)
- Tempatkan alat dan bahan pada posisi yang diinginkan
- Hubungkan setiap komponen yang sudah ditempatkan tadi
- Ubah nilai R1 (menjadi 1M), C2 (menjadi 10u), R2 (330R), dan R3 (100k)
- Setelah itu, klik tombol play
- Apabila LED menyala, maka rangkaian sudah benar
b. Rangkaian
Simulasi
·
Foto
·
Prinsip Kerja
c. Video
d. Download
File
Tidak ada komentar:
Posting Komentar